perlakuan panas logam
A. Kompetensi Dasar
1. KD
pada KI pengetahuan
3.4 Memahami persyaratan perlakuan panas logam
2. KD
pada KI keterampilan
4.4 Mengidentifikasi proses perlakuan panas logam
B. Indikator Pencapaian
Kompetensi
1. Indikator
KD pada KI pengetahuan
a. Menjelaskan
tujuan dari proses pelunakan dan pengerasan logam
b. Membedakan
persyaratan dari proses pelunakan dan pengerasan logam
c. Menceritakan
langkah proses dari proses pelunakan dan pengerasan logam
2. Indikator
KD pada KI keterampilan
a. Mengidentifikasikan
proses pelunakan dan pengerasan logam
b. Memilah
proses pelunakan dan pengerasan logam
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui
diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan tujuan dari
proses pelunakan dan pengerasan logam dengan tepat sesuai materi yang telah
diberikan.
2. Melalui
diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat membedakan persyaratan dari
proses pelunakan dan pengerasan logam dengan tepat sesuai materi yang telah
diberikan.
3. Melalui
diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menceritakan proses
pelunakan dan pengerasan logam dengan tepat sesuai materi yang telah diberikan.
4. Melalui
diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengidentifikasikan dari
proses pelunakan dan pengerasan logam dengan tepat sesuai materi yang telah
diberikan.
5. Melalui
diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat memilah proses pelunakan
dan pengerasan logam dengan tepat sesuai dengan fungsi dan karakteristiknya
masing-masing sesuai materi yang telah diberikan.
D.
Uraian
Materi
APA ITU PERLAKUAN PANAS LOGAM?
1.
PENDAHULUAN
Perlakuan
panas logam adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan logam dalam keadaan
padat untuk mengubah sifat-sifat mekaniknya. Logam dapat dikeraskan sehingga
tahan aus dan juga kemampuan memotong dapat meningkat atau dapat dilunakan untuk
memudahkan proses dikerjakan di pemesinan. Melalui perlakuan panas yang tepat,
tegangan dalam dapat dihilangkan, ukuran butiran dapat diperbesar atau
diperkecil. Selain itu ketangguhan dapat ditingkatkan atau dapat dihasilkan
suatu permukaan yang keras disekeliling akan tetapi inti dari baja tersebut
tetap ulet. Untuk memungkinkan perlakuan panas yang tepat, komposisi kimia baja
harus diketahui karena perubahan komposisi kimia, khususnya karbon dapat
mengakibatkan perubahan sifat-sifat fisis. Dimana baja yang dibutuhkan dalam
teknik sangatlah berbeda-beda antara lain dibutuhkan kekerasannya, ketahanan
terhadap korosi, elastisitasnya, keuletannya/liat, lunak bisa diregang dan lain
sebagainya seperti contoh-contoh dibawah ini:
Gambar 1. Contoh benda hasil perlakuan panas
Dalam
memudahkan memilih temperatur pemanasan yang sesuai untuk setiap proses
perlakuan panas perlu ada acuannya, yaitu sebuah diagram yang disebut diagram
fasa. Diagram fasa dalah diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dimana
terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan dan pemanasan yang lambat
dengan kadar karbon. Diagram ini merupakan dasar pemahaman untuk semua operasi
perlakuan panas. Berikut diagram fasa Fe-Fe3C:
Gambar
3. Diagram Fe-Fe3C
PELUNAKAN
Ø
Annealing
Ø
Normalising
|
PENGERASAN
|
PERBAIKAN
Ø
Quenching
Ø
Tempering
|
PENGERASAN PERMUKAAN
Ø
Flame Hardening
Ø
Pengerasan dengan Induksi
Ø
Carburizing
Ø
Nitridiing
|
1.
PELUNAKAN
Softening
(Pelunakan): Adalah usaha untuk menurunkan sifat mekanik agar menjadi lunak
dengan cara mendinginkan material yang sudah dipanaskan didalam tungku (annealing)
atau mendinginkan dalam udara terbuka (normalizing).
a.
Annealing
Annealing
ialah memanaskan baja sampai suhu tertentu, kemudian menahannya selama waktu
tertentu kemudian didinginkan dengan lambat.
1) Tujuan
proses annealing:
a) Mengurangi
kekerasan,
b) Menghilangkan
tegangan sisa,
c) Memperbaiki
ductility,
d) Menghaluskan
ukuran butiran.
2) Proses
annealing:
a) Untuk
baja hypoeutectoid (<0,83%C). Baja
dipanaskan 30–60ºC (50-1000ºF) diatas temperatur A3 kemudian ditahan beberapa
saat baru didinginkan di dalam dapur dengan kecepatan pendinginan 10—30ºC/jam
sampai temperatur 30ºC di bawah A1, kemudian didinginkan di udara.
b) Untuk
baja hyper eutectoid (>0,831%C).
Pada dasarnya sama dengan baja hypo eutectoid, kecuali pada permulaan pemanasan
hanya sampai daerah austenit+sementit, yaitu pada temperatur sekitar 30-60ºC di
atas A1.
b.
Normalizing
Normalizing merupakan proses
perlakuan panas dimana proses pemanasan mencapai temperatur austenisasi
(temperatur eutectoid), dan kemuadian didinginkan perlahan pada udara (still
air atau slightly agitated air).
1) Tujuan
proses Normalizing:
Untuk
memperbaharui struktur butiran, agar semua pengaruh dari pengerjaan dingin atau
panas dapat dihilangkan dan dapat dimanfaatkan untuk baja-baja konstruksi, baja
rol, bahan yang mengalami penempaan.
2) Proses
Normalizing:
Memanaskan
sampai sedikit di atas suhu kritis (60ºC di atas suhu kritis atas). Untuk hypoeutectoid temperatur pemanasan
dilakukan diatas garis A3
sedangkan untuk baja hypereutectoid temperatur
pemanasan dilakukan diatas garis Acm
kemudian
setelah suhu merata didinginkan di udara.
Gambar 4. Diagram normalizing
2.
PENGERASAN
Hardening (Pengerasan)
adalah usaha untuk meningkatkan sifat tahan aus dan kekerasan yang tinggi dengan
cara celup cepat (quenching) material yang sudah dipanaskan ke dalam suatu
media quenching berupa air, air garam, maupun oli.
a. Tujuan
Proses Hardenging: Merubah struktur baja sedemikian rupa sehingga diperoleh
struktur martensit yang keras.
b. Proses
Hardening: Baja dipanaskan sampai temperature pengerasannya (Temperatur
Austenisasi) antara 770—830ºC (tergantung dari kadar karbon) kemudian ditahan
pada suhu tersebut, beberapa saat, kemudian didinginkan secara mendadak dengan
mencelupkan dalam air, oli atau media pendingin yang lain. Dengan pendinginan
yang mendadak, tak ada waktu yang cukup bagi austenit untuk berubah menjadi
perlit dan ferit atau perlit dan sementit. Pendinginan yang cepat menyebabkan
austenit berubah menjadi martensit.
Gambar 5. Diagram Proses Hardening
3.
PERBAIKAN
Proses
perbaikan pada perlakuan panas logam merupakan suatu proses untuk memperbaiki
ataupun mengatur ulang struktur mikro pada logam, agar sesuai dengan kebutuhan.
Adapun proses perbaikan dalam perlakuan panas logam adalah sebagai berikut:
a.
Quenching
Keberhasilan
proses quenching ditentukan oleh media quenching yang digunakan. Untuk
menentukan media quenching, sangat bergantung pada mampu keras (hardenability)
dari logam, ketebalan dan bentuk dari benda uji yang akan diquenching. Serta
struktur mikro yang diinginkan dari hasil proses quenching. Adapun media quenching
yang sering digunakan adalah media cair (liquid) dan gas. Media quenching cair
adalah oli, air, larutan polimer (aquos polymer solution), dan larutan garam.
Sedangkan media quenching gas adalah helium, argon, dan nitrogen.
1) Tujuan
Proses Quenching: Secara umum pada baja (baja carbon, low alloy steel, dan tool
steel) adalah untuk proses hardening, yaitu menghasilkan struktur mikro
martensit pada baja tersebut.
2) Proses
Quenching: Prosesnya dilakukan dengan pendinginan yang relatif cepat dari
temperatur austenisasi (umumnya pada jarak temperatur 815°C – 870°C) pada baja.
b.
Tempering
Tempering
adalah memanaskan kembali baja yang telah dikeraskan.
1) Tujuan
Proses Tempering: Untuk menghilangkan tegangan dalam dan mengurangi kakerasan.
2) Proses
Tempering: Memanaskan kembali berkisar pada suhu 150—650°C dan didinginkan
secara perlahan-lahan tergantung sifat akhir baja tersebut. Tempering dibagi
dalam:
a) Tempering
pada sahu rendah (150—300°C). Tujuannya untuk mengurangi tegangan-tegangan
kerut dan kurapuhan dari baja. Proses ini digunakan untuk alat-alat kerja yang
tak mengalami beban yang berat, seperti misalnya; alat-alat potong, mata bor
yang dipakai untuk kaca dan lain-lain.
b) Tempering
pada suhu menengah (300—500°C). Tujuannya untuk menambah keuletan dan kekerasannya
menjadi sadikit berkurang. Proses ini digunakan pada alat-alat kerja yang
mengalami beban berat, seperti palu, pahat, pegas-pegas.
c) Tempering
pada suhu tinggi (500—650°C). Tujuannya untuk memberikan daya keuletan yang
besar dan sekaligus kekerasan menjadi agak rendah. Proses ini digunakan pada;
roda gigi, poros, batang penggerak dan lain-lain.
4.
PENGERASAN
PERMUKAAN
Seringkali
komponen-komponen baja diinginkan hanya keras pada permukaannya saja sedangkan
inti atau porosnya tetap lunak, hal ini memberikan kombinasi yang serasi antara
permukaan yang tahan pakai dan poros yang ulet.
a. Tujuan
Proses Pengerasan Permukaan: Menghasilkan lapisan permukaan yang keras pada
baja yang dianggap lunak dan ulet.
b. Umumnya
pengerasan permukaan dibagi menjadi tiga proses:
1)
Carburizing/penambahan
karbon.
Proses
karburizing didasarkan atas kemampuan baja untuk menyerap karbon pada temperatur
antara 900—950°C. Carburizing adalah salah satu metoda yang digunakan untuk
menghasilkan permukaan keras pada baja yang berkadar karbon rendah (<0,3%).
Dengan
proses ini didapat lapisan baja dengan kadar karbon 0,3-1%, dengan tebal antara
0,1-2,5mm tergantung lamanya pemanasan.
Gambar
6. Grafik hubungan lama pemanasan dengan tebal pengerasan
Gambar
7. Proses Carburizing
Proses
Carburizing: Baja yang akan diproses dimasukkan kedalam peti yang berisi arang
kayu atau batu bara dan barium karbonat. Setelah suhu dan waktu pemanasan tercapai
(tergantung ketebalan dan kekerasan yang diinginkan), dapur kemudian dimatikan,
setelah mencapai suhu kira-kira 350°C, kotak kemudian dikeluarkan dan
selanjutnya didinginkan di udara.
2)
Flame
hardening.
Flame hardening atau pengerasan dengan nyala api
adalah pengerasan yang dilakukan dengan memanaskan benda kerja pada nyala api.
Nyala api tersebut dapat menggunakan Elpiji + Udara atau Acetylin + O2. Prinsip
kerja dari flame hardening adalah permukaan benda kerja dipanaskan hingga suhu
austenit, dengan cara menyalakan api oxy-acetylene dan diquenching dengan air.
Cara ini sangat efektif untuk baja dengan kandungan karbon cukup tinggi (0,3% -
0,6 % C).
Gambar
8. Proses Flame Hardening
Pada proses ini hal-hal yang harus
diperhatikan adalah:
a) Zona
yang dipanaskan harus bersih dan bebas dari kerak.
b) Keseimbangan
campuran gas oksigen dengan asetilen untuk mendapatkan nyala netral dan stabil.
c) Laju
atau kecepatan pemanasan diusahakan tetap atau stabil
d) Sebaiknya
dilanjutkan dengan proses temper, untuk mengurangi kegetasan
3)
Pengerasan
dengan Induksi
Pada pengerasan induksi tidak
mengalami perubahan komposisi kimia di permukaannya, zona yang dikeraskan
permukaannya dipanaskan hingga temperatur austenisasi lalu didinginkan dengan
cepat sehingga membentuk struktur martensit. Baja yang dikeraskan harus
mempunyai sifat mampukeras (hardenability)
yang baik seperti baja dengan kandungan karbon sekitar 0,3 sampai 0,6 %.
Pemanasan pada proses pengerasan
induksi diperoleh dari arus bolak-balik berfrekuensi tinggi berasal dari
konverter oscilator yang selanjutnya didinginkan dengan cepat (seperti terlihat
pada gambar 9.1). Arus bolak-balik dengan frekuensi tinggi (10.000 sampai
50.000 Hz) ini mengakibatkan timbulnya arus Eddy dalam lapisan permukaan logam
yang kemudian berubah menjadi panas. Sedangkan kedalaman pemanasan
tergantung kepada daya dan frekuensi arus listrik.
Macam
penggunaan frekuensi:
-
3000 Hz untuk kedalaman 3 – 6 mm.
-
9600 Hz untuk kedalaman 2 – 3 mm.
Segera setelah permukaan komponen
mencapai suhu yang diperlukan untuk pendinginan, arus dimatikan dan selanjutnya
permukaan serentak disemprot air melalui lubang pada blok induksi.
Gambar
9. Proses Pengerasan dengan Induksi
4)
Nitriding/penambataan
nitrogen.
Baja
yang dinitriding adalah baja paduan rendah yang mengandung chromium dan
molibdenium dan kadang-kadang disertai kandungan nikel dan vanadium. Beberapa
baja nitriding mengandung kira-kira 1% aluminium. Baja tersebut dipanaskan pada
500°C. selama 40 hingga 90 jam dalam kotak gas yang diisi sirkulasi gas amonia.
Permukaan baja akan menjadi sangat keras karena terbentuknya nitrida, sedangkan
inti bahan tetap tidak terpengaruh.
Gambar
10. Proses Nitriding
E.
Soal
Latihan
1. Pada
dasarnya apakah tujuan dari proses pelunakan dan proses pengerasan logam? (nilai maksimal 20)
2. Apa
perbedaan yang paling mendasar dari persyaratan proses pendinginan pada proses
pelunakan dan pengerasan logam? (nilai
maksimal 20)
3. Tuliskan
dengan singkat langkah proses hardening! (nilai
maksimal 30)
4. Sebuah
baja dengan kadar karbon 0,5% yang telah mengalami proses pengerasan
(hardening) hendak dilakukan proses pembubutan untuk mengurangi diameternya,
jelaskan bagaimana langkah proses perlakuan panasnya agar baja tersebut dapat
dikerjakan dengan mesin bubut! (nilai
maksimal 30)
F.
Sumber
Referensi
Dadang. BSE
Teknik Dasar Pengerjaan Logam Kelas X Kurikulum 2013. Malang: PPPPTK
BOE Malang. 2013
Dossett,
Jon L, et al. ASM Handbook Volume 4 Heat Treating. the
United States of America: ASM
International. 2005
-----------.
(2012). Modul 9 Proses Perlakuan Panas. http://www.google.com/url?q=https://msrpnpup.files.wordpress.com/2014/11/9-proses-perlakuan-panas-d3.pdf&sa/ (diakses 12 Februari 2018)
PETROFER adalah perusahaan Jerman yang memproduksi industrial lubricants, dengan 600 product mereka adalah market leader dalam industri lubricant di dunia.
BalasHapusKami saat ini supply cutting coolant untuk metal working water miscible produk dan metal working non water miscible produk.
Kami juga mempunyai produk cutting coolant untuk berbagai tipe material:
Steel
Aluminum
Copper
Brass
Cast Iron
Summary Produk Kami:
Isopal A Blue
Emulcut S 20
Emulcut S 50
Isocool 990
Isogrind 130
Emulcut 500 A
Isocut VG 15
Isocut VG 22
Isocut VG 32
Untuk Informasi detail produk kami silahkan email kami di tommy.transcal@gmail.com
Mobile:0813-1084-9918
Boleh minta jawaban dari
BalasHapusE. Soal latihan
1. Pada dasarnya apakah tujuan dari proses pelunakan dan proses pengerasan logam? (nilai maksimal 20)
2. Apa perbedaan yang paling mendasar dari persyaratan proses pendinginan pada proses pelunakan dan pengerasan logam? (nilai maksimal 20)
3. Tuliskan dengan singkat langkah proses hardening! (nilai maksimal 30)
4. Sebuah baja dengan kadar karbon 0,5% yang telah mengalami proses pengerasan (hardening) hendak dilakukan proses pembubutan untuk mengurangi diameternya, jelaskan bagaimana langkah proses perlakuan panasnya agar baja tersebut dapat dikerjakan dengan mesin bubut! (nilai maksimal 30)